Rabu, 24 September 2008

Shaum melahirkan sifat sabar

SHAUM MELAHIRKAN SIFAT SABAR

Menurut Ibnu Khuzaimah bulan ramadhan disebut sebagai syahrus-shabri (bulan untuk melatih kesabaran). Sebutan ini mengandung makna bahwa seorang mukmin ketika melaksanakan shaum di bulan ramadhan harus sabar terutama dalam menghadapi problema hidup yang dihadapinya. Sifat sabar ini termasuk dalam katagori achlaq mulia. Sifat inilah yang harus dimiliki orang seorang mukmin agar mendapat kebahagian dunia dan akhirat. Selain iman dan taqwa, ajaran Islam juga mewajibkan kita agar selalu sabar. Dalam ajaran islam sabar bukan berarti diam, tidak berusaha akan tetapi pembawaan dalam diri (jiwa) manusia yang melahirkan sesuatu kekuatan sehingga mampu menghadapi masalah seberat apapun. Seorang yang sedang melaksanakan shaum ramadhan ,sedang menghadapi latihan untuk mempunyai sifat sabar, mampu mengendalikan diri dalam menghadapi hawa nafsunya ( nafsu untuk makan, minum ataupun dorongan nafsu birahi). Seorang mukmin yang sedang melaksanakan shaum tidak akan berani makan, minum atau bercampur dengan istrinya diwaktu siang hari, walaupun hawa nafsunya mendorong untuk melakukan itu dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Inilah yang disebut sifat sabar.

Variasi Sabar

Dalam realitasnya sabar itu ada 3 katagori yaitu pertama sabar ketika menerima kesusahan/musibah , kedua, sabar ketika melaksanakan ibadah dan ketiga, sabar ketika mendapatkan nikmat (anugrah). Musibah yang menimpa seorang mukmin ada yang berupa fisik seperti sakit, ada yang menimpa pada harta seperti kemalingan, ataupun yang menimpa kepada keluarga dan jabatan,dsb. Di dalam al-Qur’an Allah swt berfirman ….dan sungguh akan Kami berkan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan., dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “innaa lillahi wa inna ilaihi rojiuun. (Qs:2 ayat 155-156). Dalam melaksanakan ibadah shaum di bulan ramadhan ada yang cukup perbekalannya, ada yang kurang , semuanya dilatih untuk dapat sabar dan mengendalikan emosi. Allah swt menjanjikan pahala yang berlipat untuk orang yang dapat mengendalikan emosinya, sabar dan tekun dalam beribadah.

Dalam melaksanakan ibadah termasuk shaum di bulan ramadhan banyak godaan dan tangtangannya yang dipasang oleh syetan untuk menghalangi manusia beribadah kepadanya. Untuk itu kita dituntut agar berlaku sabar dalam menghadapinya. Sabar dalam melaksanakan ini cukup berat. Manusia yang tidak punya iman, tidak mau berlaku sebagai hamba (‘abid), maunya disanjung-sanjung, bahkan lebih dari itu. Fir’aun mendawakan diri sebgai tuhan, akulah tuhan yang maha tinggi, katanya.

Sabar dalam taat ini dilakukan dalam tahapan, pertama, sebelum melaksanakan ketaatan, hendaknya diyakinkan sifat ikhlas, terutama dalam meluruskan niat, kedua, dalam melaksanakan pekerjaan itu, dituntut tidak melalaikan perintah (missal malas, dsb), dan ketiga, selesai melaksanakan pekerjaan, jangan sampai sombong, atau ingin diperhatikan orang (riya-glamour).

Selanjutnya sabar ketika menerima anugrah. Seseorang yang banyak hartanya, nikmat mendapat jabatan yang tinggi, dosen yang banyak mahasiswanya, petaniyang luas kebunnya, mereka mendapat sesuatu yang sesuai dengan nafsunya. Pada saat tersebut dia harus bersabar. Caranya ia harus sabar, jangan sampai tingkah lakunya terjerumus kepada kesombongan, akhirnya menjadi kufur nikmat. Pada saat tetentu ia melakukan maksiat, korupsi, jabatan disalahgunakan. Allah Swt berfirman:Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melelaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka menjadi orang yang rugi (Qs 63:9) . Sehubungan dengan semua kegiatan yang dilakukan selama bulan ramadhan, hendaklah kita berlaku sebaik-baiknya agar dapat melahirkan sifat yang sabar., amin.

Tidak ada komentar: