Rabu, 01 Oktober 2008

Khutbah Eid Mubarak 1429 H

Khutbah Iedulfitri 1429 H

Oleh: Ahmad Riskawa
Lokasi: Dewan Dakwah Indonesia Cabang Jawa-Barat
1 Syawal 1429 - 1 Oktober 2008

Tahmid, tasyahud, salawat, takbir

Hadirin ikhwatu ieman , aidzin, aidzat rohimakumulloh………………………..

Pada hari ini kita berkumpul bersama untuk menyambut panggilan dan seruan ilaahi, bukan untuk berpesta pora, pamer kekayaan atau kekuatan, akan tetapi semua dipanggil untuk ruku dan sujud kepada Allah Swt. Di saat ini semua dihadapan Allah Swt kita sama2 berjamaah menghadapi Allah swt duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, ruku dan sujud kepadaNya. Inilah gambaran masyarakat yang tiada menampakkan perbedaan, tetapi menonjolkan kebersamaannya. Sama tujuan, gerak dan langkahnya, sama cita2nya, dibawah satu komando, sama2 takbirbdan tahmid semata-mata mengharap ridha Allah Swt. Betapa luhur nilai yang terkandung dalam iedulfitri ini, kita dipanggil untuk melakukan salat berjamaah bersama-sama.

Allohu Akbar- Allohu Akbar- Walillahil hamdu

Ikhawatu ieman rohimakumulloh !

Setelah shaum ramadhan selama sebulan, kita ummat islam dituntut untuk menjadi khaira ummat, ummat terbaik, ummat yang membawa rahmatan lil ‘alamiin, rohmat untuk seluruh alam, ummatan wasathon, ummat yang mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, ummat yang tidak terlalu mengejar dunia (materialistis) seperti Yahudi, dan tidak terlalu mengejar ukhrawi, seperti kaum nashrani. Tuntutan ini wajar dan rasionalis mengingat : Pertama, agama islam adalah agama yang paling sempurna, sebagaimana firman Allah swt: Alyaoma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu ‘al’aikum ni’matii wa rodhiitu lakumul islaama diinaa………pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agamamu (Qs al-Maidah :3) Tidak ada agama di luar Islam, sesempurna ajaran Islam, dari sudut aqidah, ibadah, mu’amalah, siyasah dan aturan2 lainnya, telah lengkap diatur dalam al-Qur’an dan Al-Hadits. Di antaranya system waris atau pembagian harta pusaka, telah diatur secara sempurna.

Kedua, Dilihat dari segi hokum, tentu hokum Allah lah yang paling bijak, sebagaimana firmanNya : Afahukmal jahiliyyati yabguuna, waman ahsanu minallohi hukmal liqaomin yuuqinuuna………….Apakah hokum jahiliyah yang mereka kehendaki dan (hokum) siapakah yang lebih baik dari (hokum) Allah bagi orang yang yakin (Qs Al-Maidah : 50). Hal ini memang sangat wajar, karena Allah lah yang telah menciptakan manusia, Allah juga yang membuat aturan untuk manusia. Sudah pasti aturannya cocok dan sinkron, karena Allah paling mengetahui kondisi manusia. Semua manusia dilindungi dengan hokum, baik yang kaya atau yang miskin, rakyat atau pejabat, semua adalah mahluk adalah ciptaannya . Ketiga, jika mengukur haidayah, maka hidayah Nabi yang paling sempurna, sebagaimana sabdanya fainna khorol hadyi hadyu muhammadin……. Maka sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk nabi Muhammad Saw. Bukan sekedar member petunjuk, tetapi sekaligus memberkan keteladanan yang paling sempurna (uswah hasanah), beliau yang paling taqwa kepada Allah, yang paling sempurna akhlaqnya. Keempat, jika mengukur manusianya itu sendiri, maka manusia merupakan makhluq yang diciptakan Allah dalam bentuk paling sempurna (fi ahsanit taqwim) sebagimana firmanNya Laqod kholaqnal insaana fi ahsanit taqwiim….Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk,,,,,(QS ATTAQWIM ; 1), Bentuk fisik maupun psikisnya telah diberikan kesiapan dan kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dengan sempurna.

Allohu Akbar, Allohu Akbar, wa lillahil hamdu

Ikhwatu ieman rohimakumulloh………….

Ummat islam dituntut untuk menjadi khaira ummat, karena ajaran agamanya paling sempurna, hokum Allah paling bijak, petunjuk nabi Muhammad saw paling baik dan manusianya sendiri diciptakan fii ahsanit taqwiim. Misal sebuah bangunan akan menjadi baik bila fasilitasnya lengkap, sumberdaya manusianya cukup baik, softwarenya sempurna, maka produknya menjadi unggulan. Atau kalau sebidang kebun, lahannya subur, pupuk (baik organic atau kimiawi) cukup, perawatannya sempurna, maka tentu (insya Allah) hasilnya memadai (maksimal), tetapi realitasnya mengapa ummat islam dimarginalkan ?, tersisih di pentas nasional maupun internasional ? Pada tiap pemilu ummat islam selalu kalah, bahkan jadi cemoohan, yang korupsi ummat islam, yang miskin, yang paling bodoh, tidak jujur adalah ummat islam. Untuk tingkat internasional, Negara islam dipermainkan bangsa Yahudi dan Nasrani. Padahal seharusnya ummat islam menjadi khaira ummat. Inilah yang harus menjadi renungan kita, mengapa ummat islam tidak tampil menjadi khaira ummat., tidak tampil memimpin dunia,tidak memiliki daya tawar, bahkan sering terjadi kemelut di tubuh ummat islam sendiri. Ustadz Aceng Zakaria menyatakan mungkin umat Islam betul2 tidak menjadi ummat, seperti yang tertulis dalam al-maraghi sebagai al-jamaah, kelompok, kumpulan beberapa individu yang punyaketentuan dan aturan, dimana gerak langkahnya bagikan gerakan anggota badan dalam tubuh manusia, lengkahnya teratur, terprogram, semuanya dikendalikan oleh otak dan hati. Walaupun ada perbedaan fungsi dan tugas, tetapi mempunyai saling pengertian, satu sama lain saling mendukung dan saling merasakan penderitaan. Itulah yang disebut ummat. Jadi kalau ada yang korupsi bukan ummat islam, tetapi orang islam. Orang islam tidak berjamaah, individualist, masing mementingkan dirinya sendiri, jadi bukan ummat islam. Untuk mewujudkan menjadi khaira ummat, individunya harus menjadi muslim yang baik, khairunnaas, yang pada gilirannya menjadi khairo ummat. Insya Allah.

Allohu Akbar-Allohu Akbar wa lillahil hamdu

Ikhwatu ieman rohimakumulloh……………..

Masalahnya sekarang bagaimana agar setiap orang islam menjadi khairrannaas, lalu menjadi khaira ummat ? Nabi Muhammad saw memberikan criteria sebagai berikut:

Pertama, memahami tentang agama, sabda nabi Saw : Man yuridillahi bihi khairan yufaqqohhu fid diin (HSR Bukhari) Barangsiapa yang Allah menghendaki seseorang menjadi orang baik, pasti Allah akan member faham dalam urusan agama. Dengan demikian untuk meraih orang terbaik, kuncinya adalah faham dalam agama., karena mana mungkin menjadi orang baik bila tidak mengenal prinsip-prinsip Islam, tidak mengenal petunjuk hidup menurut Islam > Orang Islam sekarang kadang-kadang tidak mengenal mana agama, mana budaya, mana ayat-ayat, mana filsafat, mana wahyu, mana ra’yu, hidayah dianggap dolalah dan dan dolalah menjadi hidayah. Hidup seperti tikus, mau selamat, tetapi tidak tahu jalan keselamatan.

Memahami agama, bukan berarti harus menguasai kitab nahwa dan saraf, tetapi minimal memiliki semangat belajar untuk mengkaji islam, menjadikan al-qur’an sebagai kurikulum kehidupannya. Setiap hari dia penasaran untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya itulah yufaqihu fiddiin.

Kedua, Rajin belajar dan mengajarkan Al-Qur.an., diantara cirinya yaitu rajin belajar dan siap mengajarkan kembali al-Qur’an kepada orang lain. Nabi Muhammad Saw bersabda: Khairukum man ta’lamal qur’aana wa ‘allamahu linnassi. Sebaik-baik orang diantara kamu ialah yang belajar al-Qur’an dan siap mengajarkan kembali kepada yang lain.

Al-Qur’an adalah kitab suci ummat islam yang merupakan pedoman hidup setiap muslim, tentu saja kita harus memperioritaskannya. Ummat Islam dituntut untuk dapat membacanya dengan baik, kemudian mengkaji dan sekaligus mengamalkan petunjuknya. Al-Qur’an yang merupakan mukjijat terbesar dari nabi Muhammad Saw, merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada Ummat manusia, Dengan al-Qur’an manusia akan terangkat harkat dan martabatnya, akan meraih ketenangan, ketentrataman dan keselamatan dunia dan akhirat. Maka, seharusnyalah kita mengupayakan pemerataan pesan-pesan Al-Qur’an kepada seluruh lapisan masyarakat, agar mereka hidup dan berkepribadian al-Qur’an dan dibawah naungan Al-Qur’an. Untuk itu Nabi Muhammad Saw memotivasi kepada para mustami (langsung mendengarkan dari nabi) untuk dapat menyampaikan lagi kepada yang lain, nabi Muhammad saw bersabda: liyuballigis syahidu minkumul ghaaiba, rubba muballigin ao ‘aa min saami’in Sampaikan lagi oleh kalian yang hadir sekarang kepada mereka yang tidak sempat hadir hari ini, karena bias saja orang yang menerima dari tangan kedua lebih faham dari yang langsung menerima dari tangan pertama (nabi) (HSR Bukhari). Jadi jika hadir 100 mustami di hadapan nabi, besok semuanya siap untuk menyampaikannya kembali kepada yang lain. Dengan demikian pemerataan informasi tentang Al-Qur’an akan segera dicapai dalam waktu yang singkat. Jadi tak ada lagi buta huruf al-Qur’an.

Allohu Akbar-Allohu Akbar Walillahilhamdu

Ikhwatu ieman Rohima kumullohi

Selanjutnya ketiga, orang yang paling taqwa. Diantara criteria khairinnaas, adalah mereka yang paling taqwa. Nabi Saw pernah ditanya: Ya Rasulallohgi “ man akromukumun naasi Qoola atqookum. Wahai Rasulullah skiapa yang paling mulia ? Nabi menjawab: mereka yang paling taqwa (HSR bukhari dan Muslim). Tentu saja orang yang sudah faham dan menguasai isi al-Qur’an, mempunyai peluang yang besar un tuk meningkatkan ketaqawaan., karena dengan membaca Al-Qur’an akan bertambah kuat iemannya dan bertambah yakin akan kdesempurnaan Islam. Tetapi kadang-kadang nilai dan harga manusia diukur dengan kekayaannya yang melimpah, jabatan yang tinggi, ilmunya yang luhur, sementara ketaqwaan tidak menjadi perhatian.

Keempat, orang yang berakhlaq mulia. Diantara ciri khairin naas, adalah orang yang berahlaq baik sebagaimana sabda nabi Muhammad saw: akmalul mukminiina iemanan, akhsanuhum khuluqan. Orang mukmin yang paling sempurna imannya, ialah orang yang baik akhlaqnya. (HSR Abu Dawud)

Akhlaq yang paling baik, penampilan simpatik, tutur kata yang sopan, adalah cerminan orang yang paling taqwa, dia akan senantisa dihaormat dan dijadikan idola . Orang yang akhlaqnya, akan saling menghargai kebaikan orang lain, sekecil apapun, dan akan memaafkan kesalahan orang lain sebesar apapun. Hidupnya penuh kasih sayang, rendah hati dan tidak merugikan orang lain, terlebih-lebih membuat resah orang lain.

Allohu Akbar, Allohu Akbar, Wa lillahil hamdu

Ikhwatu ieman rohimakumullah !

Itulah diantara cirri-ciri khairinnaas yang akan menciptakan khairiin ummat. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita menjadi khairu ummat.

Akhirnya marilah kita sama-sama menundukkan kepala bermohon kepada Allah Swt, amin yaa robbal ‘alamin. Robbanna segala puji untukMu, rahmat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul Saw, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya. Ya Allah ya Tuhan kami, kami telah menunaikan ibadah ramadhan semoga Engkau menerimanya sebagai ibadah kami, semoga Engkau melimpahkan hikmah ibadah Ramadan kepada jiwa kami, berilah kemampuan kami untuk menunaikan segala kewajiban, memusnahkan segala kekufuran, membebaskan rasa ketakutan dan kelaparan yang mencekam jiwa manusia. Ya Allah ya Tuhan kami ampunilah segala kesalahan kami, kesalahan ibu bapa kami, kesalahan guru-guru kami, para pemimpin kami. Ya Allah ya Tuhan kami jadikan kami menjadi khaira ummat sehingga tercapai segala cita-citamu. Robbanaa aatina fiddunnya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qiinaa adzaabanaar. Aquulu qaolii hadza wa astagfirullohi lii walakum, Wassalamualaikum ww

Akuulu qaoli haadza wa astagfirullohi lii wa lakum